Psikologi perkembangan anak usia dini merupakan proses perkembangan mental perilaku, serta fisik anak pada usia 0-8 tahun. Usia 0-8 tahun dianggap sebagai masa keemasan anak, karena pada periode tersebut, anak mengalami perkembangan terbaiknya, baik secara fisik maupun psikis. Berikut beberapa area psikologi perkembangan anak usia dini yang harus dipahami orang tua :
1. Perkembangan
Dalam psikologi perkembangan anak usia dini, ada tiga aspek yang masuk dalam perkembangan anak yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognitif (intelektual) serta perkembangan sosial dan emosi.
2. Pencapaian
Pencapaian atau milestone merupakan aspek penting untuk menilai sejumlah perkembangan anak usia dini. Misalnya, ketika anak belum bisa berjalan ketika usianya sudah mencapai 18 bulan, maka sebaiknya orangtua mewaspadainya. Ada empat kategori pencapaian perkembangan anak, yaitu:
- Pencapaian fisik: termasuk perkembangan kemampuan motorik halus dan motorik kasar
- Pencapaian kognitif (mental): kemampuan anak dalam berpikir, belajar, dan memecahkan masalah
- Pencapaian sosial dan emosional: kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaan dan melakukan interaksi sosial
- Pencapaian komunikasi dan bahasa: perkembangan kemampuan berkomunikasi, secara verbal dan non-verbal
3. Perilaku
Setiap anak bisa saja bertingkah nakal, memberontak, dan menunjukkan perilaku impulsif dari waktu ke waktu. Perilaku tersebut ternyata normal, dan merupakan bagian dari proses pendewasaan. Namun, ada beberapa anak dengan perilaku yang sulit untuk dikendalikan. Dalam kondisi ini, orangtua disarankan untuk meminta bantuan psikolog.
4. Emosi
Perkembangan emosi anak termasuk kemampuannya dalam mempelajari emosi dan perasaan. Memahami alasan munculnya emosi maupun perasaan tertentu, bisa membantu anak mengelolanya. Seiring bertambahnya usia, seorang anak bisa mengenali dan mengungkapkan rasa malu, terkejut, suka cita, bangga, bahkan mengekspresikan empati.
Selain itu, masalah perilaku pun bisa berupa tindakan agresif, merusak, permusuhan, yang tidak sesuai dengan usianya. Gangguan perilaku disruptif yang umum terjadi termasuk oppositional defiant disorder (ODD), conduct disorder (CD), serta attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Bagi sebagian anak, mengelola emosi bisa menjadi hal yang sangat sulit. Apalagi bagi anak-anak yang temperamen. Psikolog anak bisa membantu Anda menghadapi anak yang emosional, dengan mencari tahu penyebabnya.
5. Sosialisasi
Kemampuan sosialisasi memungkinkan anak untuk melakukan aktivitas positif bersama dengan keluarga, guru dan teman-teman sekolah, serta tetangga. Proses ini terus berlanjut, dan usia dini anak menjadi periode penting untuk sosialisasi. Salah satu hubungan dan yang terpenting untuk memberikan pengalaman baik bagi anak adalah relasinya dengan orangtua maupun orang-orang yang merawatnya pertama kali.
Sementara itu melalui hubungan dengan teman sebayanya, anak akan belajar untuk memulai dan menjaga interaksi sosial, mengatasi konflik, termasuk bergantian waktu bermain, berkompromi, bahkan tawar-menawar.
sumber : sehatq dot com
Komentar