oleh

Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan mental jangka panjang yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir dan perubahan perilaku. Skizofrenia berbeda dengan psikosis, psikosis sendiri hanya salah satu gejala dari beberapa gangguan mental termasuk skizofrenia.

Gejala Skizofrenia

Halusinasi, penderita mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun sebenarnya hanya ada di perasaan dan pikiran penderitanya. Misalnya mendengar sesuatu, padahal orang lain tidak mendengar apapun.

Delusi, penderita meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Gejalanya seperti merasa diawasi, diikuti atau merasa dirinya paling hebat dan kuat.

Kacau dalam berpikir dan berbicara, penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi dan cara komunikasi membingungkan sehingga sulit dimengerti.

Perilaku Kacau, perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Penderita dapat tiba-tiba berteriak dan marah tanpa alasan.

Selain gejala diatas, terdapat juga gejala lain seperti :

  1. Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah (monoton).
  2. Sulit untuk merasa senang atau puas.
  3. Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah.
  4. Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas.
  5. Pola tidur yang berubah.
  6. Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan.
  7. Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.

Penyebab Skizofrenia

Faktor Genetik

Seseorang dari keluarga penderita skizofrenia, 10% lebih berisiko mengalami kondisi yang sama. Risiko akan menjadi 40% lebih besar bila kedua orang tua sama-sama menderita skizofrenia. Pada orang yang memiliki saudara kembar dengan skizofrenia, risiko meningkat hingga 50%.

Faktor Kimia Otak

Penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kadar dopamin dan serotonin berisiko menimbulkan skizofrenia. Dopamin dan serotonin adalah bagian dari neurotransmitter, zat kimia yang berfungsi mengirim sinyal antar sel-sel otak.

Komplikasi Kehamilan dan Persalinan

Sejumlah kondisi yang terjadi pada masa kehamilan diduga berisiko menyebabkan skizofrenia pada anak yang dilahirkan. Di antaranya adalah kekurangan nutrisi, paparan racun dan virus, preeklamsia, diabetes, serta perdarahan dalam masa kehamilan.

Komplikasi saat persalinan, juga berisiko menyebabkan skizofrenia pada anak. Misalnya kekurangan oksigen saat dilahirkan (asfiksia), lahir dengan berat badan rendah dan lahir prematur.

Pengobatan Skizofrenia

Sampai saat ini, belum ada obat untuk menangani skizofrenia. Dokter akan meresepkan  obat antipsikotik dalam dosis seminimal mungkin untuk mengani halusinasi dan delusi. Pasien harus tetap mengonsumsi antipsikotik  seumur hidup  meski gejala sudah membaik. Selain itu bisa juga dilakukan alternatif lain seperti:

Psikoterapi, bertujuan agar penderita dapat mengendalikan gejala yang dialami. Beberapa metode psikoterapi seperti, terpai individual, terapi perilaku kognitif, terapi remediasi kognitif.

Terapi elektrokonvulsif merupakain terapi untuk meredakan keinginan bunuh diri, mengatasi gejala depresi berat dan menangani psikosis. Dalam terapi ini, pasien akan diberikan bius umum, dan obat untuk membuat otot pasien lebih rileks. Kemudian, dokter akan memasang elektroda di ubun-ubun pasien. Arus listrik rendah akan mengalir melalui elektroda, dan memicu kejang singkat di otak pasien.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber: alodokter dot com

 

Affiliate Banner Unlimited Hosting Indonesia

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed